Mitos dan Fakta Seputar Musik (2)

Dalam belajar musik, ada beberapa hal yang menjadi anggapan umum masyarakat, namun bisa disebut mitos (hoax). Faktanya sangat bertolak belakang dari mitos tersebut. 

Mitos : Tidak mampu belajar musik karena tidak ada biaya (bukan dari kalangan orang kaya)
Fakta : Alat musik saat ini sudah dibuat dengan teknologi mesin, sehingga produksi lebih sering dan lebih banyak, sehingga bisa menekan harga. Alat musik elektronik bahkan bisa sepuluh kali lebih murah daripada alat musik akustik. Untuk menghasilkan rekaman musik, saat ini sudah bisa menggunakan mobile phone (ponsel), bahkan untuk mempopulerkan karya musik bisa menggunakan media sosial.

Mitos : Dulu pernah belajar musik, namun sekarang sudah lupa semua.
Fakta : Jika mempelajari apapun dengan metode menghafalkan, maka sudah pasti akan lupa semuanya. Jika mempelajari dengan memahami maksud dan tujuan yang akan dicapai, maka tidak akan pernah lupa. Ada pemain musik yang terkena stroke, namun masih tetap bisa main musik. Belajar bermain musik itu melatih pola berpikir jangka panjang, berpikir secara kritis, dan melatih mengendalikan emosi.

Mitos : Menjadi musisi itu tidak selalu hidup enak/kaya raya.
Fakta : Menjadi musisi tidak selalu hanya berkutat di perform (tampil memainkan musik). Membuat alat musik pun harus dari kalangan orang yang paham bermusik. Guru musik, pengamat musik, pembuat lagu/komposer/editor, bahkan penjual dan penyewa alat musik pun harus tahu musik. Kalau hanya melakukan satu jenis pekerjaan (perform saja), maka sudah pasti akan banyak persaingan. Orang yang rajin bisa mencari peluang jenis pekerjaan lain berdasarkan keterampilan yang dimiliki.

Mitos : Belajar vokal/bernyanyi itu lebih mudah, daripada belajar musik dengan instrumen musik.
Fakta : Belajar vokal itu jauh dari kata mudah, karena seorang vokalis (seperti Michael Jackson, Justin Bieber), selain disebut singer, mereka juga disebut songwriter (komposer/pencipta lagu). Dalam menciptakan lagu harus tahu teori bermusik, karena membuat lagu tidaklah mudah daripada sekedar hanya bernyanyi. Bedakan antara penyanyi profesional dengan penyanyi karaoke. Penyanyi profesional bisa menyanyikan lagu ciptaan musisi lain (seperti berkaraoke), namun penyanyi karaoke belum tentu bisa menciptakan lagu seperti layaknya penyanyi profesional.

Mitos : Tidak bisa menjadi penyanyi, karena suara-nya tidak bagus.
Fakta : Bernyanyi Rap adalah salah satu cara bernyanyi walaupun terkesan tidak menggunakan nada.
Menjadi penyanyi profesional itu bukan masalah indahnya suara, namun lebih mengedepankan teori bermusik. Seorang penyanyi profesional harus mengetahui cara bernyanyi dengan harmonisasi, apakah itu suara satu dan suara dua, suara tiga, dan suara empat agar ketika bernyanyi dalam kelompok (seperti paduan suara), bisa terbentuk suara yang indah.

Mitos : Untuk menjadi sukses di dunia musik, harus mengikuti lomba/kompetisi.
Fakta : Banyak yang ikut lomba/kompetisi musik hanya untuk mengejar kesuksesan secara instan, dan nyata-nya hasil dari lomba hanya kesuksesan semu, bahkan tidak jarang yang menderita stress karena tidak sesuai dengan harapan yang ingin dicapai.
Pada dasarnya, bermusik itu mengajarkan kolaborasi dan kerjasama, bukan bersaing dan berlomba untuk mencari mana yang terbaik. Musik mengedepankan pola berpikir jangka panjang untuk mencari kawan, bukan membentuk pola berpikir jangka pendek untuk mencari musuh.

Mitos : Belajar musik harus membaca notasi dari buku.
Fakta : Buku musik memang sangat dibutuhkan dalam proses belajar, namun yang terpenting adalah penjelasan di dalam buku musik tersebut, karena tidak semua buku musik ada penjelasannya. Sebagai contoh, buku dari The Associated Board of the Royal Schools of Music (ABRSM) yang berupa buku materi ujian, tidak ada penjelasan (analisis) secara rinci didalamnya. Dari pihak A|B|R|S|M pun juga menekankan bahwa, guru harus bisa menjelaskan maksud dari isi buku tersebut, bukan hanya sekedar menyuruh siswa untuk memainkan lagu dalam buku tersebut. Jadi bukan hanya buku saja yang wajib dipakai, peran guru pun juga tidak kalah pentingnya.

Mitos : Belajar musik secara otodidak (belajar sendiri) lebih hebat daripada belajar di kursus.
Fakta : Untuk dapat menjadi mahir/terampil dalam bermain musik, perlu pengulangan yang intens (latihan mandiri). Baik belajar otodidak maupun belajar di tempat kursus, semua pelajaran itu harus diulangi lagi. Di tempat kursus, anda diarahkan untuk mempelajari hal yang benar, jadi proses latihan akan efektif (tepat sasaran) dan efisien (menghemat waktu). Jika belajar otodidak, bisa jadi anda mempelajari musik dari sumber yang salah, sehingga anda melatih hal yang salah (tidak efektif) dan membuang waktu (tidak efisien).

Mitos : Belajar musik hanya untuk usia muda (anak-anak). Orang dewasa tidak bisa belajar musik.
Fakta : Belajar musik tidak mengenal usia si pembelajar, namun belajar musik membutuhkan waktu untuk mengulangi pelajaran musik dan membiasakan pada instrumen musik yang dipelajari (untuk melatih motorik). Anak-anak mudah mempelajari musik karena punya waktu untuk berlatih, sedangkan yang dewasa, karena sibuk di pekerjaan, maka biasanya tidak punya waktu untuk berlatih.

Mitos : Pemain musik yang hebat adalah pemain yang tidak membawa partitur/tulisan lagu.
Fakta : Jika tidak membawa partitur, maka kemungkinan besar musisi tersebut sudah hafal. Namun membawa partitur jauh lebih aman, daripada memaksakan diri untuk menghafalkan lagu. Manusia tidak dirancang oleh Sang Pencipta sebagai penghafal, namun lebih kepada pengolah/pemikir. Jadi, lebih baik membawa partitur, sehingga persiapan bisa jauh lebih matang.

Mitos : Belajar musik hanya ketika mau tampil saja. Tidak perlu mendalami teori musik, cukup menghafalkan lagu yang dimainkan.
Fakta : Belajar musik sejatinya mengajarkan cara berfikir produktif, bukan cara berfikir konsumtif. Yang dimaksud cara berfikir produktif adalah, bisa menghasilkan karya dari tidak ada menjadi ada, dengan mengetahui teori musik yang kuat. Sedangkan cara berfikir konsumtif adalah, mencari ketenaran dengan cara instan. Kalau hanya menghafalkan lagu, dalam perform akan kelihatan hebat, contohnya, bisa memainkan lagu sulit karya Beethoven, Mozart, dsb, namun ketika memainkan lagu ‘Selamat Ulang Tahun’ tidak bisa. Belum lagi jika memainkan musik karya orang lain (yang sering disebut cover lagu), tanpa seijin pemilik lagu, bisa terkena tuntutan hukum.

Demikian beberapa mitos dan fakta seputar musik, masih ada beberapa mitos dan fakta lain yang akan kami bahas di bagian 3.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Alat Musik Piano, Keyboard dan Organ

Hidup adalah Belajar

Pendidikan Keterampilan : Bakat atau Perjuangan ?